Ternyata Ulat Kepompong Jati Itu Begizi!

Pakar Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Dokter Suharwadji di Bandung, Senin (31/08/2015) menjelaskan bahwa kepompong enthung dalam Bahasa Jawa dikonsumsi di Blora, Jawa Tengah dan Gunungkidul, Yogyakarta dan biasanya kepompong daun jati (ungker) dimasak dengan garam dan bawang putih menjadi lauk.

Enthung yang biasa menempel di bawah serakan sampah ataupun daun jati yang jatuh ke tanah. Bahkan ada beberapa di antaranya yang terpendam di bawah tanah. Musim enthung biasanya datang setahun sekali beberapa saat setelah datangnya musim hujan. Enthung berwarna coklat tua sampai kehitaman dengan ukuran panjang sekitar dua centimeter dan hasil penelitian memiliki kandungan protein yang sangat tinggi.

“Kandungan nutrisi ulat daun jati berupa ptotein, mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat. Enthung merupakan kepompong dari jenis ulat jati Hyblaea puera. Ciri-ciri fisik enthung jati (kepompong) ini adalah warna coklat sampai coklat tua kehitam-hitaman, panjang rata-rata 1,4-1,9 centimeter dan berat rata-rata 0,7-1,3 miligram,” jelas dia.

Untuk pengolahan sebagai bahan makanan, papar dia, Enthung biasanya saat digoreng, dengan ditambahkan bumbu sesuai selera yang diinginkan, bisa di masak dengan bumbu kecap. “Selain enak, goreng ulat juga dipercaya mampu menyembuhkan alergi kulit,” papar dia.

“Bila belum mencoba, maka tidak mengetahui lezatnya makan enthung ulat jati. Orang biasanya akan geli atau jijik melihat enthung tersebut. Namun, tapi bila sudah biasa, akan nikmat rasanya,” imbuh dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *