Filem: Rentjong dan Surat
Bahkan sebelum Tjoet Nja’ Dhien, dunia film Indonesia sudah ada film mengenai perang Aceh melawan Belanda. Berjudul “Rentjong dan Surat”, film ini disutradarai oleh Basuki Effendi dan dirilis pada tahun 1953. Menurut ringkasan cerita dari J.B. Kristanto, ceritanya ada sebagai berikut:
“Menceritakan bangkitnya rakyat Aceh yang mengangkat senjata untuk menentang penjajah Belanda dalam sebuah kisah fiktif. Antara lain Meutia (Djuriah Karno). Tapi, juga ada pengkhianat, di antaranya panglima Husin (Ismail Saleh), yang menaruh hati pada Tjut Kemala (Lies Noor), tapi Kemala memilih Djohan (Turino Djunaidy). Kesempatan Husin untuk menyingkirkan saingannya itu terbuka waktu Djohan diutus membawa surat kepada panglima Him di gunung. Usaha membunuh gagal, Djohan cuma luka. Djohan dirawat Meutia, yang kemudian mengantarkannya ke panglima Him, dan Husin berhasil memperisteri Kemala. Kemala masih bersimpati pada perjuangan untuk merdeka. Dia menentang suaminya, meski akhirnya tewas oleh rencongnya sendiri. Atas petunjuk Kemala, dapatlah Djohan memburu dan menangkap Husin.”
Sayang, saya tidak ada catatan mengenai sukses-tidaknya film ini. Saya kira jelas dampaknya tidak sebesar Tjoet Nja’ Dhien, mengingat bahwa filmnya jarang dibahas. Mungkin karena Basuki Effendi itu orang Lekra.
Sumber gambar: Koleksi pribadi